Skip to main content

Dibalik Nama "Wanita"


Tak ada kata indah selain mensyukuri akan nikmat dan karunia-Nya. Menciptakan manusia dengan sejumlah perbadaan tak ada yang sama antara satu inidividu dan individu lainnya. Terlebih satu keistimewaan aku bisa diciptakan sebagai sosok wanita, dengan ketelitian dan kecintaan-Nya menciptakan dan mengukir wanita dengan laksana cinta dan kasih-Nya.
Namun dengan segenap kerendahan hati aku malu menjadi wanita, malu karena aku tak bisa menjadi seutuhnya wanita yang selalu dalam dekapan cintaNya. Malu karena aku mengingkari predikat wanita itu seperti apa, aku bukanlah sosok wanita yang sempurna aku hanyalah bingkaian ujung yang sedang melangkah menjadi bingkaian wanita ang di selimuti akan kemuslimahannya.
Namun, akan lebih menyesal jika wanita itu tidak menyadari akan kelebihannya dari pada makhluk ciptaan yang lainnya. Mereka menyianyiakan hidup dengan kesenangan dunia semata.
Wanita sendiri yang mengibaratkan seperti tisu. Wanita itu lembut, cepat rapuh, dan cepat kusut jika ada yang menyentuhnya. Begitu juga dengan tisu dia sangat lembut dan halus, jika dia dipegang maka dia akan kusut.
          Nah, buat kita para wanita sejati, tunjukkan kepada mereka bahwa kita adalah wanita yang seutuhnya, dan Insya Allah selalu diselimuti akan kemuslimahannya dan selalu berada dalam rangkulan-Nya. Amiiinnn Insya Allah.
Banggalah kita menjadi wanita sejati J

Comments

Popular posts from this blog

Pria-ku (Telah) Pergi

Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang selalu ada Pergi untuk selamanya Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang sangat disayangi Sudah tak dapat meraba wajahnya lagi Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang amat mencintai kita Pergi dan takkan kembali Meski terlihat berlebihan Tapi hiraukan paradigma itu Bahkan siapa yang ingin orang yang jelas mencintai dan menyayangi kita pergi? Bukan untuk sementara melainkan selamanya. Dialah satu-satunya pria yang saat ini tulus dengan cintanya Tanpa harap imbalan Tanpa minta balasan kasih sayang Biarpun orang yang dicintainya tak tau Bahwa setiap detik dan setiap sujudnya selalu terucap doa untuk yang dicintainya Siapa yang tak ingin kehilangannya??? Pria yang tangguh Pria yang selalu kuat Pria yang tak pernah menangis didepan yang dicintainya Kau tau pria itu? Dia adalah AYAH. Pria sejati untuk putrinya Pria yang tanpa lelah berjuang demi gadisnya Anganku pun tak mungkin ...

Ternyata Makan Upil Bagus untuk Kesehatan

Aneh Tapi Nyata - -   Dokter spesialis paru-paru asal Austria Prof Dr Friederich Bischinger pernah menyarankan orang untuk makan upil (kotoran hidungnya) sendiri karena diklaim bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Penemuan Prof Bischinger itu sempat menjadi kontroversial. Banyak orang awam dan paramedis yang menolak mentah-mentah teori Prof Bischinger dan mengatakan teori itu tidak masuk akal. Alasannya upil adalah kotoran yang menjijikkan karena lendir kering itu justru menjadi sampah karena berbahaya masuk dalam tubuh. Jika makan upil sama saja dengan makan semua organisme atau bakteri yang harusnya dikeluarkan melalui hidung. Tapi menurut Prof Bischinger mengupil dengan menggunakan jari-jari sendiri adalah sesuatu yang sehat, menyenangkan dan lebih sesuai dengan tubuh manusia. “Mengupil dengan menggunakan jari sendiri tentunya bisa menjangkau tempat yang tidak bisa dicapai jika menggunakan sapu tangan. Selain itu juga bisa menjaga hidung agar tetap bersih,” ujar Prof Bisch...

Jika Gelar Itu Telah Kuraih...

Tidak cukup jika hanya belajar di bangku sekolah saja. Setiap orang berhak untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Menggapai mimpinya hingga bergelar sarjana. Banyak orang yang ingin kuliah, tapi banyak juga yang tidak mendapatkan kesempatan kuliah. Memang kesempatan ini bergantung nasib. Bukan hanya tidak dapat kuliah saja, bahkan di luar sana banyak yang putus sekolah. Ada yang mengatakan bahwa hidup ini tidak adil. Beruntunglah bagi mereka yang diberi kesempatan untuk kuliah.                 Kebanyakan anak-anak yang putus sekolah bukan karena mereka tidak cerdas melainkan karena biaya pendidikan yang sangat tinggi. Hingga setelah lulus di bangku sekolah mereka melanjutkan untuk bekerja guna membantu keluarganya, memenuhi kebutuhan.                 Berbeda dengan beberapa anak yang mendapatkan kesempatan duduk di bangku kuliah. Be...