Jika
kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan
kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan
keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat
ini mataharinya menyinari kita dan siangnya menyapa kita, inilah hari kita.
Umur
kita mungkin tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup kita hanya hari ini.
Seakan-akan kita lahir dan meninggal pada hari ini juga. Maka curahkan seluruh
perhatian dan kita bertekad mempersembahkan salat yang khusyuk, dzikir, membaca
Al-Qur’an dan bersedeqah.
Waktu
itu sangat berharga, jadi bagilah waktu itu dengan bijak. Jadikan setiap menit
laksana ribuan tahun, dan setiap detik laksana ratusan bulan. Tanamkanlah
kebaikan yang sebanyak-banyaknya.
Tulislah
di dinding hati kita bahwasannya “Hariku adalah hari ini” diibaratkan seperti
ini. Hari ini kita dapat makan nasi hangat dan harum, apakah nasi basi yang
telah kita makan kemarin atau nasi esok hari yang belum tentu ada akankah itu
merugikan?
Jika
kita dapat minum air jernih dan segar hari ini, mengapa harus bersedih atas air
asin yang kita minum kemarin, atau air hambar dan panas esok hari yang belum
tentu terjadi?
Tahukah kita apa yang harus kita
lakukan hari ini? Maka tanamkanlah :
§ Hanya hari ini aku berkesempatan untuk
berkata yang baik-baik aja
§ Hanya hari ini aku akan hidup dan
berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb
§ Hanya hari ini aku dapat menghirup
udara kehidupan
Aku
hanya akan hidup hari ini, maka ku ucapkan :
§ “Hai masa lalu yang telah berlalu,
tenggelamlah seperti matahari. Aku tak pernah menangisi kepergianmu.”
§ “Hai masa depan, engkau masih dalam
kegaiban. Aku tidak akan bermain dengan khayalan, karena esok hari sesuatu yang
belum diciptakan.”
Maka, jalanilah hidup ini dengan
kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan janganlah pernah
menerawang kea lam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya. Karena hari ini
adalah harimu.
Comments
Post a Comment