19
Januari 2013
Sabtu
pagi, hari itu kuliahku libur biasanya dikalangan mahasiswa dikenal dengan masa
minggu tenang menuju ujian semester,
tapi tetap minggu itu tidak seluruh waktunya dimanfaatkan buat belajar. Namun, kumanfaatkan
pagi itu untuk membersihkan dan menata kamar tidurku. Setelah usai semuanya aku
kerjakan, aku hendak menuju kamar temenku (Putri) untuk belajar fisika bareng.
Tiba-tiba
ada yang mengetuk pintu kamarku, “Tok..tok..Assalamualaikum Hidaa” sapa Putri
diluar sana. Lalu kubuka pintu kamarku, melihat putri yang memakai helm
dikepalanya “Waalaikumsalam, eh Putri ! aku rencananya mau kekamarmu. Kamu mau
kemana, Put ?” tanyaku.
“aku
mau ke PKU Gamping, aku minta STNK motorku dong.” Kata Putri.
“ngapain
kesana? Siapa yang sakit ? tanyaku dengan heran.
“Ami
masuk rumah sakit sekarang dia diruang IGD, tadi Mira sms aku. Aku harus kesana
sekarang.”jelasnya.
“apaa???
Ami masuk rumah sakit? Kenapa?” aku panik ketika mendengar berita itu, dan aku
juga melihat kepanikkan diwajah sahabatku, Putri. Padahal semalam Ami baik-baik
aja, dia sedang belajar untuk UAS ilmu ukur tanah. Menurut kabar yang Putri
dapat Ami pingsan ketika pulang kuliah.
“kamu
pergi dengan siapa ke rumah sakit ?” tanyaku. “sendirian doang.” Jawab Putri. “yaudah
kalau gitu aku ikut yaa.” Kata aku. Tak menunggu lama, aku pun segera
bersiap-siap. Kami pun segera berangkat.
Sesampai
di IGD kami langsung menanyakan kepada suster penjaga di administrasi tersebut.
“Sus, pasien yang baru saja masuk dimana ya? Atas nama Mba Salasia.” Tanya Putri.
Lalu suster tersebut mengantarkan kami ditempat Ami berada. Ketika aku dan
Putri melihat kondisinya yang dipasangkan oksigen dihidungnya, ingin rasanya
menangis. Sedih rasanya ketika dia harus terbaring di tempat itu, memang tidak
enak tak ada rasa empuk ketika harus tidur di atas tempat itu. Terlalu banyak
beban dan pikiran yang melintas di kepala. Itulah yang Ami rasakan (mungkin,
itu bagiku sendiri) kami menahan rasa sedih itu menjadi sebuah senyuman,
menghiburnya untuk menahan tetes demi tetes air mata yang telah membasahi
pipinya demi menahan rasa sakit itu.
Penyebab
dia hingga sampai ke tempat itu karena bergadang dan tidak sarapan pagi, tepat
setelah usai ujian Ilmu ukur tanah Ami di jemput oleh Mira (temen aku, Putri
dan Ami) mereka hendak menuju ke gedung AR. Fachruddin B di universitasku. Ami
ingin menemani Mira untuk membelikan tiket pesawat untuk Mira yang akan pulang
ke Padang tempat asalnya. Selama perjalanan Mira dan Ami asyik dengan obrolan
mereka, tanpa disadari Ami terjatuh dari motor karena pingsan dan Mira tidak
menyadarinya. Dan akhirnya dia melihat ke belakang ternyata Ami sudah terjatuh.
Dan akhirnya ada bapak-bapak yang membantu Ami membawa ke PKU Muhammadiyah
Gamping.
Begitulah awal
cerita hingga dia sampai menyinggahi gedung putih dan menemui jarum suntikan.
Sekitar 2 jam
menunggu jemputan dari pihak asrama kampus, kami menghabiskan waktu dengan
bercanda dan menghibur Ami. Para penghuni perut sih pada mengamuk semuanya
karena belum diisi. Tapi ntahlah kenapa nggak melangkahkan kaki menuju kantin
untuk membeli makanan.
Setelah beberapa
saat, orang yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Mas Fatih akhirnya
tiba, dan memberikan uang untuk membeli makanan untuk Ami. Rp. 50.000 aku dan
Putri terima, lalu kami keluar dari ruang IGD menuju ke kantin dan di depan UGD
aku dan Putri melihat Mba Cicik, beliau adalah salah satu pembina di asramaku. Dan
kami pun mengantar Mba Cicik ke ruang yang ditempati Ami. Lalu aku dan Putri
melanjutkan ke kantin, kami hanya membeli sebungkus roti yang isinya 8 tanpa
rasa (hahaha) dan sebotol susu (padahal Ami nggak suka dengan susu) dan sebotol
air mineral (yang bermerk, tanpa harus disebutkan. Hahaha) kembali lagi ke
ruang Ami dirawat. Putri membantu Ami untuk minum susu (terpaksa utk diminum,
katanya sih rasanya kok beda? Alias tiba2 enak) lagi sakit bisa juga ngelawak.
Kemudian Mba Cicik
mengajakku untuk menelpon taksi, aku dan Mba cicik menunggu taksi datang di
taman. Kami melihat ada taksi yang sedang mengantar salah satu karyawan dari
rumah sakit, tanpa menunggu lama lagi kami meminta sopir taksinya untuk
menunggu dan mengantar kami ke asrama. Setelah itu Ami pun dibawa pulang dan
beristirahat dikamarnya (lantai 4, dengan menaiki tangga).
*Semoga Among
aku cepet sembuh yaa J
aku sayang sama Among, cepet sembuh biar bisa kuliah lagi yaa J
yang masukk IGD nya masihh bisa exis saat di foto yaa,,
ReplyDeletehehehe
:D
smga lekas sembuh ya,,
hahaha..
ReplyDeleteiyaa sakit2 eksis jugaa :D
ckckck
amiiin, makasiih :)
alhamdulillah sekarang dia udah sembuh..
narsis terus e.. haha dasar mae :D
ReplyDeletehuahahaha...
ReplyDeletenarsis tidak pada tempatnya ini :D