Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Tuan dan Nona

Nona... Sedang apa kau di sudut ruangan itu ? Memikirkan dan merindukan si Tuan-mu? Nona... Sudah larut begini, mengapa kau tetap egois dengan membolak-balikkan layar di handphonemu itu? Mencari tau aktivitas apa yang dilakukan Tuan-mu? Mengapa kau tak tanya langsung padanya? Nona... Mengapa harus menunggu? Jika Tuan-mu tak memikirkanmu bagaimana? Jika Tuan-mu bahkan bisa tertawa riang di luar sana, sedangkan dirimu berteduh di sudut kamarmu itu. Apa kamu tidak ingin untuk melupakannya? Nona... Kau terlalu sering tidur hingga larut malam. Itu pun yang kau pikirkan hanya Tuan-mu. Bagiku rasanya kau terlalu egois pada dirimu, tubuhmu ingin istirahat tapi hatimu selalu mengusik akan dirinya.  Aku sering melihatmu di sudut manapun jika kau sedang menyendiri, kadang kau meneteskan air matamu itu. Bahkan aku sempat curiga, sesuatu hal buruk yang terjadi padamu. Ketika kau pergi aku melihat buku harian yang sering kau bawa untuk kau tuliskan itu. Di sana

Rindu (?)

Masih dapatkah aku datang dan menghampirimu lagi? Mungkin seperti dulu, saat tak ada batasan Saat kedekatan adalah hal biasa Bukan maksudku untuk mengungkitkan itu kembali Tapi aku rindu dulu. Mungkin situasi sekarang sudah jauh berbeda dari yang dulu Aku yang seakan ingin menjaga jarak denganmu Namun, aku tak bisa Ada hal yang memang membuatku rindu Entah itu hanya sekedar rindu, atau memang rindu yang tak berujung.

Telahir Sebagai Anak Tunggal Adalah Hal Yang Luar Biasa!

Menjadi anak tunggal tak pernah terpikirkan olehmu, namun takdir ternyata menyuratkanmu untuk menjadi anak semata wayang bagi kedua orangtuamu. Bermacam-macam tanggapan miring yang orang-orang tuduhkan terhadapmu. Banyak yang berkata bahwa menjadi anak tunggal tidak pernah enak. Selalu kesepian dan tak punya saudara kandung lain di rumah. Pun peranmu sebagai anak semata wayang selalu diidentikkan dengan sosok anak yang egois dan manja. Tetapi namanya juga manusia, mereka hanya bisa melihat dari sisi luarnya aja. Namun sesungguhnya jadi anak tunggal pun tak semiring anggapan itu. Tak banyak orang tahu, bahwa sesungguhnya anak semata wayang punya sisi kehebatannya sendiri, yang belum tentu bisa didapat oleh anak-anak yang punya saudara kandung. 1.       Menjadi anak tunggal membuatmu sadar betapa besar pengorbanan dan kasih sayang kedua orangtua kepada buah hatinya. Sebagai anak satu-satunya, orangtuamu akan memusatkan seluruh perhatiannya kepadamu. Tak adanya kakak atau

Ini (Bukan) Perasaan!

Sejenak, ku berpikir tentang sebuah jalinan apa yang sedang terjalin saat ini. Dulu kerap sekali, isu tentang kalian membumikan negeri kita.   Mungkin diri ini adalah saksi tentang permulaan jalinan itu. Entah sampai kapan dan berapa lama, kamu terlalu diam dan membungkus kabar itu dengan sebaik mungkin di hadapanku. Apakah ini hanya firasatku saja?  Sejak saat ini, diri ini semakin bertanya pada alam.   Mungkinkah kamu ingin membisukan semua tentang cerita jalinan itu? Mungkinkah ada hal lain yang kamu pikirkan? Mungkinkah kamu mencoba memahami isu baru tentang diri ini? Jika memang benar,  "TIDAK, itu hanya celotehan orang lain yang tak tahu menahu tentang apapun yang telah diri ini simpan utuh". Hiraukan isu baru itu, diri ini hanya tak ingin kehilangan kepercayaan saja. Entah kamu berpikir apapun tentang isu itu, tapi tetaplah kamu bersikap dingin seperti biasanya. Karena diri ini sedang belajar dari kamu yang selalu dingin dalam mena

Ayah, aku rindu

Sayutan angin di malam hari, mengingatkanku tentangmu. Kasih yang kau tebarkan untuk yang kau cintai dan sayangi.   Bagiku dirimu adalah sosok laki-laki hebat, pemuda yang gagah, berani dan tampan. Kaulah pelindung jiwaku, kaulah penyelamatku disaat aku terjatuh, dengan cinta dan pilu kasih yang kau khawatirkan jika aku sakit. Bagiku kau adalah senjata kehidupanku, melindungiku dalam kondisi apapun dan kapanpun. Kau rela mengorbankan dirimu hanya demi anakmu. Yaa..masa kecil itu, aku merasakan cinta dan kasih sayangmu. Namun usiaku dan usiamu beranjak untuk bertambah, kedewasaan menyelimutiku. Dan hari tua pun akan menyapamu, masa kecil disaat aku senang dengan gurauanmu, celoteh tanganmu, cerita-ceritamu, sentuhan manjamu, dan sekian kisah cinta dan kasihmu itu juga dongeng-dongeng yang membangkitkan jiwa sosialku yang selalu hadir menemani tidurku. Yah, aku sedang sedikit mengukir kisah tentang dirimu, Ayahku. Ayah...

Hidup Tanpa Agama Seakan Bernafas di Ruang Hampa

Agama merupakan sebuah institusi didalamnya terdapat dustur yang dijadikan pedoman dalam melangkah untuk hidup kedepan serta mengatur kehidupan manusia yang sebelumnya buruk menjadi baik. Adapun dustur dalam sebuah agama itu berupa perintah-perintah, larangan-larangan, motivasi-motivasi, ajakan-ajakan serta petunjuk bagi orang yang mengikuti agama itu. Dorongan manusia untuk beragama di pengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu pengaruh ilahi, pembebasan tekanan batin, suasana pendidikan serta aneka pengaruh sosial. Ada banyak agama di dunia ini, terbagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu agama samai dan thabi’y. Keduanya memiliki alibi untuk menjadikan paham itu suatu agama yang mereka anut. Dalam pluralism agama ini, masing-masing memiliki ciri dan peran terhadap kehidupan mereka masing-masing. Jadi fitrah manusia di ciptakan ke dunia untuk Bergama. Karena pada dasarnya, mereka memiliki dorongan personal untuk beragama dan menampilan eksistensi ia sebagai manusia yang di akui oleh s

Mengenal Imam Ibrahim Al-Bajuri

  Beliau adalah Burhanuddin Ibrahim al-Bajuri bin Syeikh Muhammad al-Jizawi bin Ahmad. Beliau di lahirkan pada tahun 1198 hijriyah ( 1783 masehi ) di desa Bajur dari propinsi al-Munufiya Mesir. Beliau tumbuh dan membesar di pangkuan orang tuanya yang alim dan soleh, sebab itulah beliau senantiasa dididik dengan ilamu agama, beliau belajar al-Qur`an dan memperbaiki bacaannya kepada ayahnya sendiri. Pada tahun 1212 hijriyah beliau berangkat ke al-Azhar untuk menimba ilmu dari guru-gurunya, ketika itu umur beliau masih mencecah empat belas tahun, pada tahun 1213 hijriah ( 1798 masehi ) tentera francis telah menduduki Mesir sehingga membuat beliau keluar dari al-Azhar dan berdiam di Giza selama beberapa tahun, kemudian kembali lagi ke al-Azhar pada tahun 1216 hijriyah ( 1801 masehi ) setelah keluarnya Francis dari negeri Mesir. Guru-guru Syeikh Ibrahim al-Bajuri Di al-Azhar Imam Ibrahim al-Bajuri sangat giat dan tekun untuk belajar dari guru-guru yang ada ketika itu, beliau dudu