Skip to main content

Ayah, aku rindu




Sayutan angin di malam hari, mengingatkanku tentangmu. Kasih yang kau tebarkan untuk yang kau cintai dan sayangi.  Bagiku dirimu adalah sosok laki-laki hebat, pemuda yang gagah, berani dan tampan. Kaulah pelindung jiwaku, kaulah penyelamatku disaat aku terjatuh, dengan cinta dan pilu kasih yang kau khawatirkan jika aku sakit. Bagiku kau adalah senjata kehidupanku, melindungiku dalam kondisi apapun dan kapanpun. Kau rela mengorbankan dirimu hanya demi anakmu. Yaa..masa kecil itu, aku merasakan cinta dan kasih sayangmu. Namun usiaku dan usiamu beranjak untuk bertambah, kedewasaan menyelimutiku. Dan hari tua pun akan menyapamu, masa kecil disaat aku senang dengan gurauanmu, celoteh tanganmu, cerita-ceritamu, sentuhan manjamu, dan sekian kisah cinta dan kasihmu itu juga dongeng-dongeng yang membangkitkan jiwa sosialku yang selalu hadir menemani tidurku. Yah, aku sedang sedikit mengukir kisah tentang dirimu, Ayahku.
Ayah...

Dengarlah pinta dari janji kesuksesanku ini, dengarlah pinta kerinduan hatiku ini. Kerinduan yang kurajut selama jemarimu tak dapat ku gengam lagi, namun percayalah nanti disaat rajutan itu selesai akan kupersembahkan kebahagiaan untukmu memiliki anak sepertiku. Hasil didikanmu sejak aku ditiupkan ruh di dalam kandungan istri tercintamu. Ayah tidak suka meneteskan air mata. Disaat kau mendengar kelahiran anakmu dan mendengar anakmu menangis untuk pertama kalinya, kau bahagia dan sangat senang hingga ada tetesan yang membasahi pipimu (tapi ini bukan nangis). Ketika aku masih kecil kau memelukku untuk mengusir rasa kegundahanmu dan ketakutanku.
            Ayah.. kau adalah sosok pria yang selalu bisa menenangkan jiwa anak-anakmu. Kau selalu ada disaat aku terpuruk, menangis, dan sakit. Kau selalu datang membawa sejuta semangat yang membangunkanku dari tidurku untuk menghadapi hari esok dengan semangat baru darimu.
Ayahku sayang...
Hati ini rindu akan kehadiranmu disini, aku tanpamu bagaikan kertas putih yang hampa tak ada warna-warni kehidupan yang kulukiskan..
Aku bersyukur Allah memilihmu menjadi ayahku, dan aku bangga memiliki pria yang kuat dan tangguh sepertimu. Ayah yang selalu mengajariku dalam segala hal, dengan cintanya hingga aku perlahan-lahan mulai mengenal ini dan itu.
Maaf Ayah, anakmu ini belum mampu memberikan kebahagiaan seperti kebahagiaan yang engkau berikan dulu hingga sekarang. Ayah, setiap waktu aku mendoakanmu dan ibuku (wanita pilihanmu) saat ini hanya hal itu yang mampu kulakukan, termasuk aku harus menjaga diri karena kutahu Ayah di sana pasti gundah dan gelisah padaku setiap harimu. Aku juga berusaha menjaga hati dan imanku, agar aku tak tergoyahkan dengan kenikmatan duniawi. Walau bagaimanapun, kehidupanku ini harus kupertanggungjawabkan nantinya dihadapan Allah. Ayah, kutahu setiap waktu kau selalu mendoakan yang terbaik untukku. Begitupun kau selalu rindu pada satu-satunya anak gadismu ini.
Ayah... Aku rindu.

Comments

Popular posts from this blog

Pria-ku (Telah) Pergi

Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang selalu ada Pergi untuk selamanya Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang sangat disayangi Sudah tak dapat meraba wajahnya lagi Bukan maksud berlebihan Ketika orang yang amat mencintai kita Pergi dan takkan kembali Meski terlihat berlebihan Tapi hiraukan paradigma itu Bahkan siapa yang ingin orang yang jelas mencintai dan menyayangi kita pergi? Bukan untuk sementara melainkan selamanya. Dialah satu-satunya pria yang saat ini tulus dengan cintanya Tanpa harap imbalan Tanpa minta balasan kasih sayang Biarpun orang yang dicintainya tak tau Bahwa setiap detik dan setiap sujudnya selalu terucap doa untuk yang dicintainya Siapa yang tak ingin kehilangannya??? Pria yang tangguh Pria yang selalu kuat Pria yang tak pernah menangis didepan yang dicintainya Kau tau pria itu? Dia adalah AYAH. Pria sejati untuk putrinya Pria yang tanpa lelah berjuang demi gadisnya Anganku pun tak mungkin ...

Ternyata Makan Upil Bagus untuk Kesehatan

Aneh Tapi Nyata - -   Dokter spesialis paru-paru asal Austria Prof Dr Friederich Bischinger pernah menyarankan orang untuk makan upil (kotoran hidungnya) sendiri karena diklaim bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Penemuan Prof Bischinger itu sempat menjadi kontroversial. Banyak orang awam dan paramedis yang menolak mentah-mentah teori Prof Bischinger dan mengatakan teori itu tidak masuk akal. Alasannya upil adalah kotoran yang menjijikkan karena lendir kering itu justru menjadi sampah karena berbahaya masuk dalam tubuh. Jika makan upil sama saja dengan makan semua organisme atau bakteri yang harusnya dikeluarkan melalui hidung. Tapi menurut Prof Bischinger mengupil dengan menggunakan jari-jari sendiri adalah sesuatu yang sehat, menyenangkan dan lebih sesuai dengan tubuh manusia. “Mengupil dengan menggunakan jari sendiri tentunya bisa menjangkau tempat yang tidak bisa dicapai jika menggunakan sapu tangan. Selain itu juga bisa menjaga hidung agar tetap bersih,” ujar Prof Bisch...

Jika Gelar Itu Telah Kuraih...

Tidak cukup jika hanya belajar di bangku sekolah saja. Setiap orang berhak untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Menggapai mimpinya hingga bergelar sarjana. Banyak orang yang ingin kuliah, tapi banyak juga yang tidak mendapatkan kesempatan kuliah. Memang kesempatan ini bergantung nasib. Bukan hanya tidak dapat kuliah saja, bahkan di luar sana banyak yang putus sekolah. Ada yang mengatakan bahwa hidup ini tidak adil. Beruntunglah bagi mereka yang diberi kesempatan untuk kuliah.                 Kebanyakan anak-anak yang putus sekolah bukan karena mereka tidak cerdas melainkan karena biaya pendidikan yang sangat tinggi. Hingga setelah lulus di bangku sekolah mereka melanjutkan untuk bekerja guna membantu keluarganya, memenuhi kebutuhan.                 Berbeda dengan beberapa anak yang mendapatkan kesempatan duduk di bangku kuliah. Be...