Skip to main content

Ini (Bukan) Perasaan!


Sejenak, ku berpikir tentang sebuah jalinan apa yang sedang terjalin saat ini.
Dulu kerap sekali, isu tentang kalian membumikan negeri kita. 
Mungkin diri ini adalah saksi tentang permulaan jalinan itu.
Entah sampai kapan dan berapa lama, kamu terlalu diam dan membungkus kabar itu dengan sebaik mungkin di hadapanku.

Apakah ini hanya firasatku saja? 
Sejak saat ini, diri ini semakin bertanya pada alam.

 Mungkinkah kamu ingin membisukan semua tentang cerita jalinan itu?
Mungkinkah ada hal lain yang kamu pikirkan?
Mungkinkah kamu mencoba memahami isu baru tentang diri ini?
Jika memang benar,  "TIDAK, itu hanya celotehan orang lain yang tak tahu menahu tentang apapun yang telah diri ini simpan utuh".

Hiraukan isu baru itu, diri ini hanya tak ingin kehilangan kepercayaan saja.
Entah kamu berpikir apapun tentang isu itu, tapi tetaplah kamu bersikap dingin seperti biasanya.
Karena diri ini sedang belajar dari kamu yang selalu dingin dalam menanggapi sesuatu.

Jika kamu seolah hilang dan pergi, ataupun hanya ingin membuat diri ini tak memikirkan berlebihan.
Itu salah !!!
Sebaliknya, diri ini akan terus berpikir hal yang tak harus dipikirkan.
Kembalilah, seperti dulu. Agar rasa yang berlebihan di hati tidak terlihat oleh raga manapun.

Tahukah kamu?
Diri ini memang sedang mencoba menyimpan rapi hal itu, seperti yang pernah kamu ceritakan dulu.
Diri ini tak ingin berlebihan, ini hanyalah lumrahnya sebagai seorang manusia.
Tak menginginkan, tak meminta dan pun tak mengharapkan.
Hanya saja sulit untuk menjalaninya.
Terlalu lama pun takut ada yang tersakiti.

Ketika diri ini tahu, ada aktor lain dibalik isu pertama.
Hingga saat ini pun diri ini tak tahu apa yang sebenarnya hatimu rasakan.

                                                            ***



Maafkan kakak, Dik !

Kakak tidak ingin menoreh kekecewaan padamu, Dik.
Meski kakak sebenarnya tahu apa yang kamu rasakan, apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu harapkan.
Kakak paham !

Kakak akan memberimu jalan untuk keinginanmu itu.
Toh selama ini kakak juga memberikanmu kesempatan kan ?

Kakak tak ingin saja melihatmu dan membuatmu terluka, Dik.
Hatimu rapuh, hatimu lembut, hatimu butuh cinta dan kasih.
Kakak tak ingin menjadi pedang ataupun membuat goresan di hatimu.

Kakak tahu, Dik.
Jika itu terjadi maka akan lebih dari sakit rasanya.

Kakak juga tak ingin mengotori hubungan kekeluagaan yang terjalin diantara kita saat ini.

Kakak takut, ketika hal ini terjadi maka salah satu antara kita pasti akan hilang.
Kakak juga tak ingin ada kisah seperti itu lagi, Dik.
Mungkin kamu tak tahu, Dik. 

Tapi sudahlah, biar kakak saja yang harus mengalah.
Kakak memang sering pergi ataupun berpaling hadapannya, ketika itu adalah kebahagian yang kamu inginkan.

Kakak sedang menempatkan benda ini pada tempat yang sebenarnya.
Kakak memang sedang mencari, untuk sosok yang pantas agar bisa menitipkan barang ini.
Menitipkan bukan hanya sementara, tapi untuk selamanya.

Kakak, Kamu, Adik dan Diri ini !


Written by : HidaUnayaa

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Meulaboh, “…di siko lah kito belaboh… “

Meulaboh, Kota yang pernah terkenal karena bencana tsunami 2004 yang meluluh lantakkan sebagian besar kehidupan sosial dan infrastruktur kotanya. Kini Meulaboh hadir sebagai kota yang tengah membangun, membangun kembali jati dirinya sebagai sebuah kota yang mempunyai sejarah panjang sebagai salah satu identitas keberagaman yang ada di Aceh. Meulaboh juga kembali hadir sebagai sebuah kota yang ingin merubah pandangan dari kota penuh mistik menjadi kota penuh karakteristik.. dan pastinya Meulaboh juga hadir dalam deretan tulisan saya mengenai Aceh . Setelah mendapat respon yang positif dari tulisan Banda Aceh (Menyusuri Sejarah kota Banda Aceh) , Lhokseumawe (Lhokseumawe, Sejarah dan Kenangan yang Terlupakan) , Lamno (Pesona Lamno, Pesona Wanita Bermata Biru) dan Sabang (Sabang, dari Nol Kilometer, hingga Jutaan Keindahan) . Kini penelusuran sejarah akan menjejakkan kaki dan penanya ke sebuah kota tempat lahirnya Sang Pahlawan, Teuku Umar. Setelah membuka 3 buah buku tentang se

Jika Gelar Itu Telah Kuraih...

Tidak cukup jika hanya belajar di bangku sekolah saja. Setiap orang berhak untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Menggapai mimpinya hingga bergelar sarjana. Banyak orang yang ingin kuliah, tapi banyak juga yang tidak mendapatkan kesempatan kuliah. Memang kesempatan ini bergantung nasib. Bukan hanya tidak dapat kuliah saja, bahkan di luar sana banyak yang putus sekolah. Ada yang mengatakan bahwa hidup ini tidak adil. Beruntunglah bagi mereka yang diberi kesempatan untuk kuliah.                 Kebanyakan anak-anak yang putus sekolah bukan karena mereka tidak cerdas melainkan karena biaya pendidikan yang sangat tinggi. Hingga setelah lulus di bangku sekolah mereka melanjutkan untuk bekerja guna membantu keluarganya, memenuhi kebutuhan.                 Berbeda dengan beberapa anak yang mendapatkan kesempatan duduk di bangku kuliah. Besar harapan dari mereka untuk mewujudkan bangsa ini menjadi lebih makmur. Itulah pesan dalam hati mereka untuk anak-anak yang berkesempatan kuliah. A

Mengenal ACEH...

            Dari ujung Pulang Sumatera terdapat sebuah provinsi yang dikenal dengan julukan "Kota Serambi Mekkah" siapa yang tidak mengenalnya ? bahkan semua orang mengenalnya. Yah inilah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dulunya sebelum Indonesia merdeka di sinilah kerajaan Samudera Pasai tepatnya di kota Lhoksemawe. Provinsi Aceh yang dulunya dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda yang kini telah gugur di medan perang, saat itu rakyat Aceh seperti kehilangan nafas mereka. Namun itu bukan berarti pertanda Aceh tak mampu berjaya lagi, dengan semangat dan dukungan maka Aceh semakin hari semakin membenahi.                  Tepat pada 26 Desember 2004 provinsi ini tepatnya Banda Aceh, Aceh Jaya (Calang) dan Aceh Barat (Meulaboh) merupakan pusatnya tsunami yang saat itu melanda kota Serambi Mekkah ini. Banyak jiwa yang tak tertolongkan bencana yang menghanyutkan jutaan orang dalam gelombang air laut dan membuat para generasi penerus bangsa hanyut dalam hayalan itu trauma akan