Sejenak, ku berpikir
tentang sebuah jalinan apa yang sedang terjalin saat ini.
Dulu kerap sekali, isu
tentang kalian membumikan negeri kita.
Mungkin diri ini adalah
saksi tentang permulaan jalinan itu.
Entah sampai kapan dan
berapa lama, kamu terlalu diam dan membungkus kabar itu dengan sebaik mungkin
di hadapanku.
Apakah ini hanya
firasatku saja?
Sejak saat ini, diri ini
semakin bertanya pada alam.
Mungkinkah kamu ingin membisukan semua tentang
cerita jalinan itu?
Mungkinkah ada hal lain
yang kamu pikirkan?
Mungkinkah kamu mencoba
memahami isu baru tentang diri ini?
Jika memang benar,
"TIDAK, itu hanya celotehan orang lain yang tak tahu menahu tentang apapun
yang telah diri ini simpan utuh".
Hiraukan isu baru itu,
diri ini hanya tak ingin kehilangan kepercayaan saja.
Entah kamu berpikir
apapun tentang isu itu, tapi tetaplah kamu bersikap dingin seperti biasanya.
Karena diri ini sedang
belajar dari kamu yang selalu dingin dalam menanggapi sesuatu.
Jika kamu seolah hilang
dan pergi, ataupun hanya ingin membuat diri ini tak memikirkan berlebihan.
Itu salah !!!
Sebaliknya, diri ini akan
terus berpikir hal yang tak harus dipikirkan.
Kembalilah, seperti dulu.
Agar rasa yang berlebihan di hati tidak terlihat oleh raga manapun.
Tahukah kamu?
Diri ini memang sedang
mencoba menyimpan rapi hal itu, seperti yang pernah kamu ceritakan dulu.
Diri ini tak ingin
berlebihan, ini hanyalah lumrahnya sebagai seorang manusia.
Tak menginginkan, tak
meminta dan pun tak mengharapkan.
Hanya saja sulit untuk
menjalaninya.
Terlalu lama pun takut
ada yang tersakiti.
Ketika diri ini tahu, ada
aktor lain dibalik isu pertama.
Hingga saat ini pun diri
ini tak tahu apa yang sebenarnya hatimu rasakan.
***
Maafkan kakak, Dik !
Kakak tidak ingin menoreh
kekecewaan padamu, Dik.
Meski kakak sebenarnya
tahu apa yang kamu rasakan, apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu harapkan.
Kakak paham !
Kakak akan memberimu
jalan untuk keinginanmu itu.
Toh selama ini kakak juga
memberikanmu kesempatan kan ?
Kakak tak ingin saja
melihatmu dan membuatmu terluka, Dik.
Hatimu rapuh, hatimu lembut,
hatimu butuh cinta dan kasih.
Kakak tak ingin menjadi
pedang ataupun membuat goresan di hatimu.
Kakak tahu, Dik.
Jika itu terjadi maka
akan lebih dari sakit rasanya.
Kakak juga tak ingin
mengotori hubungan kekeluagaan yang terjalin diantara kita saat ini.
Kakak takut, ketika hal
ini terjadi maka salah satu antara kita pasti akan hilang.
Kakak juga tak ingin ada
kisah seperti itu lagi, Dik.
Mungkin kamu tak tahu,
Dik.
Tapi sudahlah, biar kakak
saja yang harus mengalah.
Kakak memang sering pergi
ataupun berpaling hadapannya, ketika itu adalah kebahagian yang kamu inginkan.
Kakak sedang menempatkan
benda ini pada tempat yang sebenarnya.
Kakak memang sedang
mencari, untuk sosok yang pantas agar bisa menitipkan barang ini.
Menitipkan bukan hanya
sementara, tapi untuk selamanya.
Kakak, Kamu, Adik dan
Diri ini !
Written by : HidaUnayaa
Comments
Post a Comment