Aku sebuah kota tua
Tak salah lagi, umurku juga sudah tua
Aku melahirkan anak yang sudah bercicit-cicit
Lagi dan lagi, aku hanyalah sebuah kota tua
Bekas dari sebuah ibukota kerajaan
Dulu aku merupakan tempat pertumpahan darah orang
Hingga banyak orang tahu akulah pusat ibukota dari
Kerajaan Mataram Islam
Jika kalian para generasi penerus, haus akan sejarahku
Datanglah kemari, ke sebuah daerah istimewa di Pulau
Jawa
Aku akan siap menyambut kalian dengan beragam budaya,
cerita dan keramahan orang-orangnya
Jangan sungkan dan segan
Aku takkan mengecewakanmu
Aku tahu betapa berharganya waktu jika kau datang
mengunjungiku
Begitulah waktuku dulu ketika aku mengukir sejarah
untuk kalian telusuri
Aku ada di masa lalu kalian
Aku hadir di masa sekarang bersama kalian
Dan aku tetap ingin hadir di masa depan bersama anak
dan cucu kalian nanti
Kuharap kalian tak melupakan warisan terdahulu yang
dititipkan sejarah padaku
Teruslah datang mencari dan sekedar mampir
mengunjungiku
Aku akan menghadiahkan kalian dengan sejuta ragam
kenikmatan
Teruslah menyelusuri lorong-lorong kecil yang ada pada
diriku ini
Sejarah telah mengukir kehidupanku, sehingga jika
kalian mengupasnya akan lebih menarik
Aku meninggalkan beberapa bukti sejarah
Aku masih menjaga makam para pendiriku dulu
Rumah-rumah tradisional yang dulu ditempati
Masjid agung yang dulu merupakan tempat dimana kami
memohon perlindungan
Begitupun kebudayaan masyarakat pada masaku dulu masih
tertanam hingga sekarang
Aku selalu menunggu kehadiran kalian
Karena aku telah menyediakan sesajian untuk kalian
ketahui siapakah aku sebenarnya.
Aku menjadi saksi bisu dari kerajaan ini yang hampir
mengusai seluruh pelosok Pulau Jawa
Kotagede, begitulah aku dinamakan.
Written by : Hidayatul Fitri
Catatan :
Juara 1 Puisi dalam event lomba menulis puisi diselenggarakan oleh BROSUR 54 Kotagede tahun 2015.
Comments
Post a Comment