Tuhan… Aku seperti terjebak dalam dunia mimpi Ada langkah yang membatasi Halangan itu, seakan semakin kuat saja Entah mengapa, ada peradaban baru dibalik mimpiku Tepatnya peradaban itu Ya ! peradaban yang kusesali Menghambat segala mimpi Dulu hayalanku hanya menunggu detak jarum saja Namun, sejak saat itu… Sejak hal baru itu datang Menghampiri, memasuki dunia yang kurangkai Perubahan perlahan silih berganti Sadarku, semakin cepat, cepat dan sangat cepat! Sekejap BERUBAH!!! Sekarang kembali kubangun dalam tidur lamaku Mimpi ini tak akan berbuai keindahan dalam dunia nyataku Sekedar mimpi… Cukup hanya mimpi saja ! Tak lebih !!! Tuhan… Engkau begitu indah Menciptakan alam yang sangat memesona Menciptakan manusia yang begitu unik dengan tingkahnya Menciptakan masalah yang beragam Menciptakan perasaan dibalik hati para insan yang begitu mendalam Tuhan… Insan itu… Ya dia, yang berada di sudut kehidupan Berteman tangis dan rin
“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” (Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara)