Perempuan itu, menyebut nama ikatanku dalam menilai orang lain. Apakah itu layak? Bukankah kamu lebih beretika? Memahami hukum, tentunya kamu belajar tentang nilai-nilai dan norma-norma. Tapi kamu seolah tak beradab. Apakah kakak yang sering kau agungkan itu tak mengajarkan tata krama itu padamu? Aku tak suka kau yang suka merendahkan orang lain. Kau menganggapku tak dewasa? Bahkan kau yang terlalu kekanak-kanakan. Mainmu terlalu picik dan lebih dari licik. Bukan cerdik atau cerdas. Ah, kita tak sederet untuk melawan. Lawanku bukan orang sepertimu, mungkin kau terlalu rendahan (maaf). Kau suka memancing orang demi kemenangan yang kau terima. Aku peduli? Tidak!
“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” (Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara)